Pelaksanaan program P3DN juga dapat meningkatkan serapan tenaga kerja.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) akan memberikan dampak ganda (multiplier effect) ke berbagai pihak, termasuk kepada pelaku industri berskala kecil dan menengah (IKM).

“Program P3DN tidak hanya berdampak pada industri besar karena di hilir banyak terdapat perusahaan berskala industri kecil dan menengah (IKM). Multiplier effect-nya bisa dirasakan oleh banyak pihak,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi Andi Rizaldi dalam Forum Merdeka Barat 9 bertajuk “Dampak Berantai Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri”, sebagaimana dikutip keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Andi mengemukakan pelaksanaan program P3DN juga dapat meningkatkan serapan tenaga kerja, yang sebelumnya berkurang akibat dampak pandemi COVID-19 terhadap kondisi perusahaan, hingga kembali pada posisi mendekati 20 juta orang.

Ia juga menyebut terdapat komitmen belanja produk dalam negeri senilai lebih dari Rp1.000 triliun dalam tahun 2023 ini. Angka tersebut muncul dalam penyelenggaraan Business Matching Produk Dalam Negeri ke-5 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan pada Maret 2023 lalu.

“Kegiatan Business Matching merupakan upaya pemerintah untuk menjembatani kepentingan antara pengusaha dengan pengguna anggaran,” ujarnya pula.

Pembelian produk dalam negeri (PDN) disebut akan memacu perusahaan industri untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada suatu produk, yang kemudian mendorong pendalaman struktur industri. Hal ini akan menarik investasi ke Indonesia, yang memungkinkan terjadinya perluasan kesempatan kerja.

Sebagai Ketua Harian Tim Nasional P3DN, Kemenperin mengimbau setiap kementerian/lembaga untuk membentuk tim P3DN di instansi masing-masing.

Sedangkan bagi para pelaku industri, Kemenperin mendorong untuk melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan masing-masing mengenai kemampuan memproduksi produk lokal yang mampu bersaing.

Kemenperin juga menyediakan anggaran sertifikasi TKDN yang saat ini diprioritaskan bagi para pelaku IKM. Selain itu, memberlakukan self-assessment dalam penerbitan sertifikat TKDN bagi industri kecil.

“Hal ini karena P3DN telah menjadi isu global. Negara lain seperti Amerika Serikat juga mulai mewajibkan penggunaan produk dalam negerinya,” ujar Andi.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Odo RM Manuhutu dalam kesempatan yang sama menjelaskan, beberapa hal yang masih menjadi tantangan dalam menggencarkan program P3DN, misalnya promosi kemampuan industri dalam negeri yang harus lebih agresif.

Selain itu, investasi di bidang research & development (R&D) juga harus didorong bila ingin mencapai target PDB sebesar 4,5 triliun dolar AS pada tahun 2038.

Oleh karena itu, agar program P3DN dapat berjalan dengan baik, Odo mengimbau kepada masyarakat untuk mengutamakan pembelian produk dalam negeri. Sedangkan bagi produsen, terutama industri berskala besar, untuk memprioritaskan aktivitas R&D dalam rangka meningkatkan TKDN.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Teknologi dan Informasi Merek Indonesia (AiTIMI) Danny Harjono mengapresiasi keberpihakan pemerintah terhadap produk lokal. Pasalnya, program P3DN dapat meningkatkan penjualan industri laptop merek dalam negeri hingga 90 persen.

“Ke depan, industri juga mengharapkan pesanan yang konsisten dari pemerintah bagi merek Indonesia. Hal tersebut dapat mendorong tumbuhnya industri hulu,” ujar Danny.
Baca juga: Menperin yakini RI gaet banyak kerja sama investasi di Hannover Messe
Baca juga: Kemenperin komitmen kembangkan produk lokal jadi kebanggaan nasional

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023